Studi: Vaksin Berbasis mRNA Beri Perlindungan dari Covid-19 Lebih Lama

Jum'at, 02 Juli 2021 - 21:09 WIB
loading...
Studi: Vaksin Berbasis mRNA Beri Perlindungan dari Covid-19 Lebih Lama
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) secara resmi mengeluarkan izin penggunaan darurat (EUA) untuk vaksin mRNA tersebut, Jumat (2/7/2021). / Foto: ilustrasi/ist
A A A
JAKARTA - Indonesia siap menerima vaksin Moderna . Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) secara resmi mengeluarkan izin penggunaan darurat (EUA) untuk vaksin mRNA tersebut, Jumat (2/7/2021).

Baca juga: Begini Langkah yang Perlu Dilakukan untuk Meningkatkan Imunitas Anak

Menurut data BPOM , vaksin Moderna diperuntukkan untuk kelompok masyarakat di atas 18+ dengan efektivitas 96,1 persen. Untuk kelompok di atas 65 tahun, vaksin ini masih cukup baik memberikan perlindungan yaitu 86,4 persen.

Di sisi lain, studi kecil di Inggris menemukan fakta bahwa vaksin Moderna mampu memberikan perlindungan terhadap virus SARS-CoV2 penyebab Covid-19 bertahun-tahun lamanya. Ini kabar yang membahagiakan pastinya mengingat pandemi yang belum tahu kapan berakhirnya.

"Vaksin Pfizer-BioNtech dan Moderna Covid-19 kemungkinan akan memberikan perlindungan terhadap Covid-19 selama bertahun-tahun jika virus tidak berkembang secara signifikan," ungkap sebuah studi kecil yang dilakukan baru-baru ini, lapor Live Science.

Tingkat perlindungan tergantung pada seberapa banyak dan seberapa cepat virus berevolusi, serta seberapa kuat berbagai jenis vaksin dalam memacu respons kekebalan yang bertahan lama.

"Vaksin Pfizer-BioNTech dan Moderna keduanya menggunakan platform yang relatif baru yang dikenal sebagai messenger RNA (mRNA) untuk melatih sistem kekebalan tubuh untuk melawan SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan COVID-19," lanjut laporannya.

Bagaimana studi ini dilakukan?

Dijelaskan di sana bahwa sekelompok peneliti merekrut 41 peserta yang menerima dua dosis vaksin Pfizer, delapan hari sebelumnya telah terinfeksi Covid-19.

Para peneliti mengumpulkan sampel darah pada awal penelitian dan kemudian tiga, empat, lima, tujuh dan 15 minggu setelah para peserta menerima dosis pertama vaksin mereka.

Konsisten dengan penelitian sebelumnya, para peneliti menemukan bahwa vaksin mRNA menginduksi respons antibodi yang kuat dan respons itu bahkan lebih kuat pada orang yang telah pulih dari infeksi SARS-CoV-2 ringan sebelum divaksinasi.

Tim juga mengumpulkan sampel kelenjar getah bening dalam rentang waktu yang sama dari 14 orang, yang sebelumnya tidak terinfeksi SARS-CoV-2. Menanggapi infeksi dan vaksinasi, struktur molekul sekilas yang dikenal sebagai "germinal centers" terbentuk di dalam kelenjar getah bening, kelenjar yang menahan sel sistem kekebalan dan biasanya membengkak sebagai respons terhadap infeksi.

Pada orang yang terinfeksi SARS-CoV-2, struktur ini terbentuk di kelenjar getah bening paru-paru, yang sulit diakses, sedangkan vaksin biasanya memacu produksinya di ketiak, yang lebih mudah diakses.

"Anda dapat menganggap mereka sebagai kamp pelatihan kami untuk sel-sel kekebalan," kata penulis senior Ali Ellebedy, seorang ahli imunologi di Fakultas Kedokteran Universitas Washington di St. Louis.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1492 seconds (0.1#10.140)
pixels